بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
(Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang)
Tidak Dicatat Sebagai Dosa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي عَمَّا تُوَسْوِسُ بِهِ صُدُورُهَا مَا لَمْ تَعْمَلْ بِهِ أَوْ تَتَكَلَّمْ بِهِ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku ini sesuatu yang terdetik dalam hati selama tidak dilakukan, atau diucapkan. Dan apa-apa yang dipaksakan kepadanya." (HR Ibnu Majah No: 2034) Status: Hadis Sahih
sumber:google image |
Pengajaran:
1. Niat buruk yang terdetik dalam hati tidak akan dicatat sebagai suatu dosa selagi tidak dilakukan atau diucapkan.
2. Sesuatu amalan buruk yang dipaksakan kepada seseorang tidak dicatat sebagai dosa bila sampai pada tingkatan terancam nyawanya, anggota tubuhnya, hartanya dan yang semisal dengannya dimana dia tidak mampu mengelaknya.
Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.”(QS. An Nahl: 106)
3. Jika orang yang dipaksa ini bersabar dengan tidak mahu mengucapkan ucapan kekafiran, bersabar atas gangguan dan sesuatu yang menyakitkan dan mengharap pahala dari Allah tentunya hal ini lebih mulia. Seandainya dia terbunuh kerana memegang prinsip akidahnya yang benar dan tidak mahu mengucapkan ucapan kekafiran maka dia termasuk orang yang mati syahid.
Sumber: Bahagian Dakwah JAKIM
Terima kasih, lain kali komen lagi ea... ^_^
P/s: KOMEN YANG MENGANDUNGI LINK/URL AKTIF TIDAK AKAN DIAPPROVE. TQ