GprlGfG6Gpr8TSG8Gfd9GUY7TY==

Empat Syarat Muhasabah Diri!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Muhasabah diri..setiap orang wajib muhasabah diri setiap hari...bukan hanya ketika raya, ketika sambut tahun baru dan sebagainya... Muhasabah diri perlu dilakukan setiap hari dan yang terbaik ialah setiap kali tengok cermin... sebab tu Nabi s.a.w ajarkan kita doa tengok cermin... kerana muhasabah diri, ialah melihat cerminan diri...siapa kita... 

Dalam muhasabah, ada empat syarat utama untuk muhasabah... empat syarat ni pelengkap kepada muhasabah yang kita lakukan:

1. Mu'ahadah

Mu'ahadah adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam ghaib, iaitu di alam arwah, Allah telah membuat "kontrak" tauhid dengan ruh.

Kontrak tauhid ini terjadi ketika manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani). Kerana itu, logik sekali jika manusia tidak pernah merasa membuat kontrak tauhid tersebut.

Mu'ahadah konkritnya diikrarkan oleh manusia mukmin kepada Allah setelah kelahirannya ke dunia, berupa ikrar janji kepada Allah. Wujudnya terefleksi minimal 17 kali dalam sehari dan semalam, bagi yang menunaikan solat wajib, sebagaimana tertera di dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi: "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in". Artinya, engkau semata wahai Allah yang kami sembah, dan engkau semata pula tempat kami menyandarkan permohonan dan permintaan pertolongan.

Ikrar janji ini mengandung ketinggian dan kemantapan aqidah. Mengakui tidak ada lain yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, kecuali hanya Allah semata.

Tidak ada satupun bentuk ibadah dan isti'anah (Permintaan Pertolongan) yang boleh dialamatkan kepada selain Allah SWT.

Mu'ahadah yang lain adalah ikrar manusia ketika mengucapkan kalimat "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya kuperuntukkan (ku-abdikan) bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam."

Ini janji kita setiap hari dalam solat... adakah kita sedar perjanjian kita dengan Allah ini... Fkir-fikirkan apa yang telah kita janjikan...

2. Mujahadah

Mujahadah bererti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh melakukan amal soleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.

Dengan beribadah, manusia menjadikan dirinya 'abdun (hamba) yang dituntut berbakti dan mengabdi kepada Ma'bud (Allah Maha Menjadikan) sebagai akibat manusia sebagai hamba wajib berbakti (beribadah).

Mujahadah adalah cara menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah SWT kepada manusia adalah untuk sentiasa berdedikasi dan berkarya secara optimum.

Hal ini dijelaskan di dalam Al Qur'an Surat At Taubah ayat: 5,
"Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan. "

Orang-orang yang selalu bermujahadah merealisasikan keimanannya dengan beribadah dan beramal soleh dijanjikan akan mendapatkan petunjuk jalan kebenaran untuk menuju (ridha) Allah SWT hidayah dan rusyda yang dijanjikan Allah diberikan kepada yang terus bermujahadah dengan istiqamah.

Kecerdasan dan kearifan akan memandu dengan selalu ingat kepada Allah SWT, tidak terpukau oleh pujuk rayu hawa nafsu dan syaitan yang terus menggoda.

Keadaan batin dari orang-orang yang terus musyahadah (menyaksikan) keagungan Ilahi amat tenang. Sehingga tak ada kewajiban yang diperintah dilalaikan dan tidak ada larangan Allah yang dilanggar.

Jiwa yang mempunyai rusyda terus hadir dengan khusyu '. Inilah sebenarnya yang disebut mujahidin 'ala nafsini wa jawarihihi, yaitu orang yang selalu bersungguh dengan nuraninya dan gerakannya.

Syeikh Abu Ali Ad Daqqaq berkata: "Barangsiapa menghias lahiriahnya dengan mujahadah, Allah akan memperindah rahasia batinnya melalui musyahadah."

Imam Al Qusyairi an Naisaburi yang memberi komen tentang mujahadah sebagai berikut:
«Jiwa mempunyai dua sifat yang menghalanginya dalam mencari kebaikan; Pertama larut dalam mengikuti hawa nafsu, Kedua ingkar terhadap ketaatan. 
Manakala jiwa ditunggangi nafsu, wajib dikendalikan dengan kawalan taqwa. Manakala jiwa berkeras ingkar kepada kehendak Tuhan, wajib dilunakkan dengan menolak keinginan hawa nafsunya. 
Manakala jiwa bangkit memberontak, wajib ditaklukkan dengan musyahadah dan istigfar.
Sesungguhnya bertahan dalam lapar (puasa) dan bangun malam di perempat malam (tahajjud), adalah sesuatu yang mudah. 
Sedangkan membina akhlak dan membersihkan jiwa dari sesuatu yang mengotorinya sangatlah sukar.»

Mujahadah adalah suatu keniscayaan yang mesti diperbuat oleh siapa saja yang ingin kebersihan jiwa serta kematangan iman dan taqwa.

"Dan sesunggunya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan adal di sisinya malaikat pengawas yang selalu hadir ". (Q.S. Qaaf: 16-18).

3. Muraqabah

Muraqabah ertinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesedaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sesungguhnya manusia hakikinya selalu berhasrat dan ingin kepada kebaikan dan menjunjung nilai kejujuran dan keadilan, walaupun tidak ada orang yang melihatnya.

Berhemat (mawas diri) adalah kesedaran. Kesedaran ini makin terpelihara dalam diri seseorang hamba jika meyakini bahawa Allah SWT senantiasa melihat dirinya.

Syeikh Ahmad bin Muhammad Ibnu Al Husain Al Jurairy mengatakan, «" Jalan kejayaan itu dibina di atas dua bahagian. Pertama, hendaknya engkau memaksa jiwamu muraqabah (merasa diawasi) oleh Allah SWT. Kedua, hendaknya ilmu yang engkau miliki tampak di dalam perilaku lahiriahmu sehari-hari. "»

Syeikh Abu Utsman Al Maghriby mengatakan, «" Abu Hafs mengatakan kepadaku, 'manakala engkau duduk mengajar orang banyak jadilah seorang penasihat kepada hati dan jiwamu sendiri dan jangan biarkan dirimu tertipu oleh ramainya orang berkumpul di sekelilingmu, sebab mungkin mereka hanya melihat wujud lahiriahmu, sedangkan Allah SWT memperhatikan wujud batinmu. "»

Dalam setiap keadaan seorang hamba tidak akan pernah terlepas dari ujian yang harus dianggapnya dengan kesabaran, serta nikmat yang harus disyukuri. Muraqabah adalah tidak berlepas diri dari kewajiban yang difardhukan Allah SWT yang mesti dilaksanakan, dan larangan yang wajib dihindari.

Muraqabah dapat membentuk mental dan keperibadian seseorang sehingga ia menjadi manusia yang jujur.

«Berlaku jujurlah engkau dalam perkara sekecil apapun dan di manapun engkau berada.

Kejujuran dan keikhlasan adalah dua perkara yang harus engkau realisasikan dalam hidupmu. Ia akan bermanfaat bagi dirimu sendiri.

Ikatlah ucapanmu, baik yang lahir maupun yang batin, kerana malaikat senantiasa mengontrolmu. Allah SWT Maha Mengetahui segala hal di dalam batin.

Seharusnya engkau malu kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan dan seyogyanya hukum Allah SWT menjadi pegangan dlam keseharianmu.

Jangan engkau turuti hawa nafsu dan bisikan syaitan, jangan sekali-kali engkau berbuat riya 'dan nifaq. Tindakan itu adalah batil. Kalau engkau berbuat demikian maka engkau akan disiksa.

Engkau berdusta, padalah Allah SWT mengetahui apa yang engkau sembunyikan. Bagi Allah tidak ada perbezaan antara yang tersembunyi dan yang terang-terangan, semuanya sama.

Bertaubatlah engkau kepada-Nya dan dekatkanlah diri kepada-Nya (Bertaqarrub) dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. "» 

"Dan bahawasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahawasanya kepada Tuhanmu lah kesudahan (segala sesuatu), dan bahawasanya DIA yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahawasanya DIA yang mematikan dan yang menghidupkan. "(QS. An-Najm: 39- 44)

4. Mu'aqabah

Muaqabah ertinya menghukum diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia akan menghapuskan dengan amal yang lebih utama walaupun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.

Contohnya, terlewat bangun solat...maka dia buat solat taubat, dan menginfaqkan hartanya ke jalan Allah sebagai denda kepada diri sendiri yang telah melakukan dosa... 

Kesalahan maupun dosa adalah kesesatan.

Oleh kerana itu agar manusia tidak tersesat hendaklah manusia bertaubat kepada Allah, mengerjakan kebajikan sesuai dengan norma yang ditentukan untuk menuju redha dan keampunan Allah.

Jadi, dalam muhasabah diri perlu ada syarat-syarat ni barulah dikatakan muhasabah diri yang sempurna... kadang kita muhasabah diri, kita sedar tapi kita tak buat apa-apa... Namun, setelah tahu syarat-syarat ini iaitu Mu'ahadah, Mujahadah, Muraqabah, dan Mu'aqabah...kita dapat perbaiki diri..menjadi insan yang lebih baik setiap hari... insha Allah...

Artikel ini diterjemah dan diolah oleh penulis dari sumber asal di sini

3Ulasan

Terima kasih, lain kali komen lagi ea... ^_^
P/s: KOMEN YANG MENGANDUNGI LINK/URL AKTIF TIDAK AKAN DIAPPROVE. TQ